Ponokawan Somen nampak sibuk dengan pensil yang ada di tangan kanannya, ia mencoba melukis seorang wanita yang dikasihi. Jelas saja, Somen mengalami kegalauan yang menjadi-jadi, karena seorang
abdi dalem sepertinya tlah jatuh cinta kepada seorang putri mahkota. Namun putri mahkota tersebut tlah dicalonkan dengan salah satu pangeran
dari Negeri Alasayu, tetangga Negeri Madayu tempat Somen tinggal.
Sebagai seorang 'perewang' kerajaan dan penasehat Raja sepertinya, Somen hanya bisa memendam rasa dan mengungkapkan dalam puisi dan lukisan. Puluhan puisi tlah ditulis Somen untuk menggambarkan apa yang ia rasa, di tengah-tengah kesibukannya dalam melayani Raden Arifisna.
Baru-baru ini Somen juga tlah melukis sebuah wajah ayu nan elok seseorang yang ia cinta, wajah Dewi Kencana Asri, yang takkan pernah ia miliki. Di puncak kegalauan tersebut, Somen bergumam, ''Cinta mungkin belum bisa kumiliki, tapi Sahabat masih ada untukku.''
Ia teringat ke3 sahabat jauhnya, yang dekat d hati, ponokawan Rosed, Negeri Semo, ponokawan Takmir, Negeri Mulyo, ponokawan Junet, Negeri Legi.
''Cinta hanyalah masalah waktu.'' ujar Batara Kala kepada ponokawan Somen, yang mengungkapkan perasaannya kepada Dewi Kencana Asri. Andai Sang Dewi menoleh sebentar saja untuk melihat lukisan Somen, mungkin takkan ada lagi jarak di antara kedua hati mereka. Namun, itu hanyalah angan-angan yang tak berguna, bagi seorang pembantu kerajaan seperti Somen, tugasnya hanyalah mengabdi kepada Negeri.
Dalam sekejap senja yg lalu Somen menuliskan sebait puisi, ''Cahaya yang terang, hanya milik Sang Dewi, yang memiliki kemuliaan, paras ayu.''
telah ditweetkan oleh@ariyandi501
NB:
puisi2 Somen dapat dilihat di somendpoess.blogspot.com
lukisan dapat dilihat di HP Somen
Sebagai seorang 'perewang' kerajaan dan penasehat Raja sepertinya, Somen hanya bisa memendam rasa dan mengungkapkan dalam puisi dan lukisan. Puluhan puisi tlah ditulis Somen untuk menggambarkan apa yang ia rasa, di tengah-tengah kesibukannya dalam melayani Raden Arifisna.
Baru-baru ini Somen juga tlah melukis sebuah wajah ayu nan elok seseorang yang ia cinta, wajah Dewi Kencana Asri, yang takkan pernah ia miliki. Di puncak kegalauan tersebut, Somen bergumam, ''Cinta mungkin belum bisa kumiliki, tapi Sahabat masih ada untukku.''
Ia teringat ke3 sahabat jauhnya, yang dekat d hati, ponokawan Rosed, Negeri Semo, ponokawan Takmir, Negeri Mulyo, ponokawan Junet, Negeri Legi.
''Cinta hanyalah masalah waktu.'' ujar Batara Kala kepada ponokawan Somen, yang mengungkapkan perasaannya kepada Dewi Kencana Asri. Andai Sang Dewi menoleh sebentar saja untuk melihat lukisan Somen, mungkin takkan ada lagi jarak di antara kedua hati mereka. Namun, itu hanyalah angan-angan yang tak berguna, bagi seorang pembantu kerajaan seperti Somen, tugasnya hanyalah mengabdi kepada Negeri.
Dalam sekejap senja yg lalu Somen menuliskan sebait puisi, ''Cahaya yang terang, hanya milik Sang Dewi, yang memiliki kemuliaan, paras ayu.''
telah ditweetkan oleh
NB:
puisi2 Somen dapat dilihat di somendpoess.blogspot.com
lukisan dapat dilihat di HP Somen
Komentar
Posting Komentar