Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Filosofi Soi

1. Nama 'Somen' dekat dengan kata 'Senyuman' # filosofiSoi 2. 'Soi' dekat dengan kata 'Soy' dalam bahasa inggris yang berarti 'kedelai', yang merupakan bahan baku tahu, tempe, kecap, sumber protein nabati # filosofiSoi 3. SOI : Single Or Inrelationshipaftermarrying ( Jomblo atau Pacaran setelah menikah ) # filosofiSoi

Inilah Cinta yang Sesungguhnya

Malam itu, di Negeri Mulyo, Dewi Vetha mendapati Ponokawan Takmir duduk sendiri, tertunduk lesu di depan pendopo kerajaan. Dewi mendekati Takmir perlahan, ''Ada apakah gerangan yg membuatmu tak seperti biasanya begini?'' sapa Dewi, dalam hatinya ia turut sedih.  Lalu Sang Dewi tersenyum. Pipinya merah merekah dihiasi cahaya rembulan malam. Takmir menoleh dan langsung berdiri, ia lalu mengusap mata. ''Tidak apa-apa, Dewi, tidak apa-apa.'' jawab Takmir, terpatah-patah. ''Kau ada masalah, aku lihat kau begitu sedih, tak seperti biasa.'' Takmir menggelengkan kepala, lalu Dewi Vetha menyingkap selendangnya, dan berkata, ''Jika kau tak mau cerita, jangan lagi menjagaku!''

Pohon Rindang yang Menyejukkan

"Andai setiap daun yang jatuh di musim gugur adalah wujud kasihmu kepadaku, mungkin aku kan menjadi orang yang paling bersyukur di muka bumi, Karena sebanyak itulah, aku mencintaimu.'' Tulisan ini yang dibuat ponokawan Somen pada sebuah pohon depan rumahnya. Pada teriknya panas hari ini, Somen memutuskan untuk berteduh, bersandar di bawah pohon rindang, ia teringat salah satu puisinya. ''Aku menaruh hati pada sebuah pohon yang rindang, yang mengijinkan aku untuk bersandar, atau sekedar berteduh menghilangkan lelah.'' Saat itu, inspirasi Somen untuk menulis puisi adalah Dewi Kencana Asri, ia bagaikan pohon rindang yang menyejukkan, diri maupun hati. somendpoess.blogspot.com telah ditweetkan oleh @ ariyandi501

Dilema Cinta Ponokawan Rosed

Ngomongin cinta para ponokawan, Somen sudah, Junet sudah, Takmir sudah, sekarang tinggal cinta ponokawan Rosed yang belum dibahas. Rosed, walaupun dia ponokawan dari Negeri Semo, mukanya tidak kalah dengan para kesatria, semacam Arjuna atau Nakula-Sadewa. Di antara para ponokawan, Rosed lah yang memiliki kulit putih, dengan jenggot, dan sering digandrungi para wanita, dari dewi hingga raksesi. Dari sekian wanita yg mendekat, hanya ada dua wanita yg sanggup meluluhkan hati Rosed hingga sekarang, ''Sopo reek?'' ucap Junet, ''Melok ae'' Rosed sewot. Sikap kalem dan santun Rosed, membuat wanita sekelas Dewi Avas dari Negeri Tamus dan Dewi Rantri dari Negeri Dangan klepek-klepek, jatuh hati. Pernah kedua Dewi tersebut mengungkapkan cinta mereka kepada Rosed, namun karena dia sudah terlanjur menjadi ponokawan apa boleh buat.

Ponokawan Takmir dan Dewi Vetha

Salah satu sahabat ponokawan Somen, Takmir adalah seorang penasehat kerajaan alias perewang dari Negeri Mulyo, dengan Raja Arha. Sebelum tinggal di Negeri Mulyo, Takmir bertugas di Negeri Ngelampis tak jauh dari negeri tersebut. Ia pindah karena pernikahan sang Ratu. Sama seperti saat bertugas di Negeri Ngelampis, di Negeri Mulyo pun Takmir bertugas menjaga, melayani, dan menasehati salah satu putri kerajaan. Seharusnya tugas tersebut dilakukan oleh para ponokawan wanita, seperti Cangik atau Limbuk, namun pekerjaan itu juga cocok dikerjakan oleh Takmir. Karena ia adalah seorang ponokawan yang mengerti masalah wanita dan mampu menghibur dimanapun dan kapanpun, terutama bagi para putri kerajaan.

Mengenang Sahabat Terkasih, Roy

Malam ini, tepat 3 tahun meninggalnya sahabat ponokawan Somen, Roy Aditya Perkasa di usia muda. Dengan memutar lagu Chrisye - Lirih, Somen mengenang masa-masa dulu bersama Roy, orang yg menginspirasi Somen utk semangat belajar matematika. Terang saja, kelas 7 SMP, ponokawan Somen sangatlah lemah dalam pelajaran tersebut, ''Aargh stress!'' itulah yang sering diucapkan Somen. Semenjak menjadi sahabat, tepatnya mulai kelas 8, mereka duduk satu bangku, Roy sering mengajari Somen tentang banyak hal, khususnya matematika. Somen hanya bisa mengembalikan masa-masa itu dalam khayalan sambil sedikit-sedikit menyanyikan lirik lagu Lirih.

Bayang-Bayang Mantan Junet

Selalu begitu, dalam keheningan dan perenungan, bayang-bayang mantan masih menyelimuti hari-hari ponokawan Junet, sahabat Somen dari Negeri Legi. Setiap ia mengingat mantan kekasihnya, ia sedih, terlintas kenangan-kenangan indah mereka berdua, waktu di sebuah telaga Rindu contohnya. Dapat kita bayangkanlah bagaimana Junet ketika termenung, sedih dan galau, dengan mulut memblenya dan Aji Jambulseok yang gak nguati.

Serangan Raksasa Kamageni Utusan Alasayu

''Jodoh itu gak kemana, Men.'' kata Junet, ''Ya dilihat aja lah, nanti Sang Dewi kuliah dimana, nanti kan ketauan jodohnya.'' jawab Somen. ''Iyo, Men, masa depan masih jauh, Batara Kala belum memberikan titah kepada waktu, masih banyak Dewi dari berbagai negeri di Jawa ini.'' Setelah Takmir, Rosed juga memberi pesan, ''Kalo memang engkau masih mengharapkan Dewi Kencana Asri memohonlah pada Sang Hyang.'' Di tengah-tengah keseruan pembahasan keempat ponokawan mengenai 'jodoh', tiba-tiba datanglah Seorang Raksasa, Kamaageni, kama itu sperma, geni itu api. Kamageni mengaku bahwa ia adalah utusan dari Negeri Alasayu, tempat Prabu Jikaraya, orang yang akan menikahi Dewi Kencana Asri. Ternyata kabar mengenai ponokawan Somen yang berasal dari Negeri Madayu, bahwa ia mencintai calon permaisuri Sang Prabu tlah sampai di Alasayu.

Kegalauan Hati Ponokawan Somen

Ponokawan Somen nampak sibuk dengan pensil yang ada di tangan kanannya, ia mencoba melukis seorang wanita yang dikasihi. Jelas saja, Somen mengalami kegalauan yang menjadi-jadi, karena seorang abdi dalem sepertinya tlah jatuh cinta kepada seorang putri mahkota. Namun putri mahkota tersebut tlah dicalonkan dengan salah satu pangeran dari Negeri Alasayu, tetangga Negeri Madayu tempat Somen tinggal.

Sowan ke Rumah Rosed

Sore itu, ponokawan Somen, Takmir, Junet sowan ke rumah ponokawan Rosed, mereka bertiga sehabis daftar UMPN di PENS Surabaya. Bincang-bincang terasa nikmat karena diselingi kibasan Aji Jenggot Indah ponokawan Rosed, sayang Aji Jambulseok ponokawan Junet tlah gugur. Aji Jambulseok, yang rumornya bisa bikin wanita klepek-klepek itu, tlah dibakar habis oleh api yang dikibas dari ekor Hanoman. Sial saja ponokawan Junet pernah berkunjung ke taman di pusat Negeri Alengka, ketika Hanoman memporak poranda negeri tersebut. Ekor Hanoman dibakar oleh panah salah satu prajurit Rahwana, dan Hanoman berhasil memanfaatkannya untuk melawan Rahwana alias Dasamuka.

Ponokawan Belajar Bahasa Jepang

Sepertinya Petruk penasaran dengan tulisan njelimet yang ada di brosur yang baru didapatnya. ''opo kuwi, Truk?'' samber Gareng, hladalah Bagong nyauti, ''iku boso jepang, ckckck...nihongo desu yo.'' Petruk dan Gareng mlongo, seperti ketika melihat Dropadi ditelanjangi di depan para Korawa dan Pandawa saat bermain dadu, seakan tak percaya. ''Sini sini, ta'uruki..'' Bagong rada sombong, ''ini bahasa jepang, tulisannya kayak pallawa atau aksara jawa..'' Petruk mantuk-mantuk. Petruk dan Gareng menyimak pelajaran yang diajarkan oleh Bagong, tiba-tiba sang Rama, Semar lewat, ''heuheuheu, good good.''