Bagi Ponokawan Somen semakin susah ia mendekati seorang wanita, semakin besar rasa cintanya kepada wanita tersebut. Mungkin bagi seorang pejuang seperti Somen, cinta wanita adalah sesuatu yang harus dimenangkan, meskipun kenyataannya 95% kisah cinta Somen selalu berakhir menyedihkan. Ia tidak hanya kalah tapi juga dicampakkan, dipermalukan, dikhianati. Kisah cinta sang pemimpin ponokawan yang akan saya ceritakan kali ini ialah cinta kepada seorang dewi yang pernah magang di Negeri Madayu, namanya Dewi Mardhiyah asal Negeri Bantani. Ponokawan Somen mengenal sang dewi ketika di Padepokan Jagariya 88. Dewi Mardhiyah ditugaskan oleh rajanya untuk mendalami ilmu pengadaan barang dan jasa di padepokan tersebut. Di suatu kesempatan, mereka berdua berada dalam satu ruangan. Itulah momen pertama kali Somen bertemu seorang wanita manis yang belum pernah ia lihat di Padepokan Jagariya 88. Somen menatap mata indah bola pimpong miliknya. Ada perasaan aneh yang merayap di dada Somen. Perasaan y...
Bjorn Lightfire terkapar tak berdaya dan kelelahan. Kedua matanya susah untuk dibuka. Dadanya naik turun mengikuti irama nafas. Kulitnya merasakan udara yang begitu panas. Sepertinya ia berada di tengah-tengah kobaran api dan abu yang berterbangan membuat matanya perih dan nafasnya berat. Dengan susah payah, Bjorn membuka mata. Dengan gemetaran, ia mencoba duduk dan memahami apa yang sedang terjadi. Ia tak mengingat apapun, tak tahu entah apa yang telah terjadi dan dimana ia berada. Semakin mencoba berpikir, kepalanya menjadi semakin sakit. Ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Ia memuntahkan darah hangat dari mulutnya. Lalu ia terbatuk. Ia melihat ke sekeliling. Terjadi kebakaran sejauh mata memandang. Kobaran api membakar semua yang ada di daratan itu. Semak, pepohonan, rumah-rumah. Abu hitam berterbangan. Sampai detik ini, Bjorn tidak mengingat apapun. Kepalanya terasa sangat berat. Ia muntah darah lagi. Lalu batuk lagi. Suaranya serak. "Cih! Bajingan!" Bjorn memilik...