Cerpen kolaborasi bersama Wulan Zair* Akhir-akhir ini rupaku berubah, tanpa ekspresi. Ada rasa bahagia tersirat dari balik diam. Perasaan sedih tak ingin kalah, menggelayut di raut wajah yang datar. Malam berganti pagi, siang menjelma sore, hanya menunggu waktu untuk merayakan kelulusan. Separuh dari temanku akan pulang. Aku sibuk memikirkan cara terbaik bersenang-senang tanpa perlu merasakan getirnya perpisahan. Kuputar isi otak brilianku hingga kusut akar-akarnya. Ah, kenapa semua ini menjadi begitu runyam. Hingga sore yang terang itu akan menghitam, tak ku dapati sebuah ide. Hanya beberapa coretan di kertas di depanku. Mungkinkah harus menunggu semua teman pulang, pikirku, untuk mendapatkan cara yang tak terlupakan, yang akan terkenang? Entahlah.
faktivis, anti kredo, pencari persamaan di tengah perbedaan, udah hobi nggambar sejak kecil, dan baru saja suka nulis