Langsung ke konten utama

Kebahagiaan yang Telah Berlalu dan Kebahagiaan yang Tertunda


Ponokawan Somen bukan main senangnya, hari ini ia dapat berfoto dengan Dewi Kencana Asri, wanita yang dulu sangat dicintai. Ia tak dapat berhenti tersenyum ketika mengingat momen membahagiakan tadi, apalagi ketika melihat pipi merah Sang Dewi.

Junet beranjak dari kursi yang ada di depan rumah di Negeri Legi. Sambil menyelam minum air, Junet meraih jaket, helm dan kunci motor miliknya dan menyiapkan sebuah kotak berbungkus kertas kado. Ia berencana mendatangi rumah Somen untuk merayakan wisuda salah satu sahabatnya tersebut.

Bagaimana Somen menceritakan itu kepada teman-temannya menandakan bahwa kali ini ia merasa sangat bahagia. Harapan mengenai kehadiran Junet dan ponokawan yang lain hilang seketika. Apalagi harapan bahwa salah satu partner Somen, Ais yang datang memberikan kejutan hanya angan kosong. Telah lama dilupakan setelah melihat wajah manis Dewi Kencana Asri.


Setelah beberapa engkol, motor itu menyala. Junet naik dan melaju ke arah barat di mana Negeri Madayu berada. Tentu saja ini adalah wujud permohonan maaf Junet karena tak bisa hadir di acara wisuda Somen beberapa hari yang lalu. Junet memegang lekat-lekat hadiah yang sudah ia siapkan di motor berwarna merah itu.

Walaupun sebelumnya Somen berencana untuk pulang cepat, namun akhirnya ia memutuskan untuk menunda beberapa jam lagi. Ia memutari kampus, seakan mencari seseorang, padahal ia berharap akan dicari orang yang spesial. Dan dalam keinginan yang tak banyak itu, kali ini ia berharap mendapatkan kejutan dari partnernya, yang dijumpainya beberapa kali. Somen hanya berusaha untuk tidak menyapanya dan berjalan menghindari Ais. Meskipun hatinya menginginkan hal sebaliknya.

Sial bagi Junet karena kini ia harus pergi sendiri. Takmir dan Rosed dengan kesibukan mereka tidak dapat menemani ponokawan bertubuh besar itu. Tentu saja tak masalah karena ketika ia wisuda Diploma 1 dulu, Somen sendirian yang datang.

Somen menyalami teman-teman, adik-adik kelas, kakak-kakak kelas yang mengucapkan selamat kepadanya. Tak lupa mengucapkan terima kasih. Ada kesan biasa dan tak biasa hari ini, wisuda kali ini. Biasa karena tidak ada yang spesial selain Dewi Kencana Asri. Tak biasa karena ada yang spesial yaitu Dewi Kencana Asri. Somen memfokuskan keduanya untuk Dewi Kencana Asri, walaupun barangkali ia tahu bahwa wisuda Diploma 3 ini tidak spesial seperti yang ia harapkan. Apalagi 1,5 tahun lagi ia akan merasakan hal yang sama.

Junet mengingat-ingat bagaimana senang dan tidak senang momen wisuda dulu. Tentang anggapan bahwa wisuda adalah momen yang membahagiakan, kenyataannya tidak sama sekali. Biasa. Mungkin karena waktu perjuangan kuliah di Institut Teknologi Pewayangan tak selama mahasiswa Strata 1 yaitu 4 tahun. Somen yang waktu itu hadir dan berdua memakan es dawet di jalan bundar di depan kampusnya.

Sore ketika ia puas menjadi tokoh utama, Somen berjalan menuju motor hitam yang slalu menemani perjalanan. Ia ingin pulang dan segera melihat hadiah yang telah ia dapat tadi, dari orang-orang yang hanya melakukannya demi formalitas, pikir Somen liar. Ia berlalu meninggalkan kampus ke arah Negeri Madayu di mana ia tinggal. Hal yang ia nanti-nantikan sejak lama kini telah berlalu.

Apa yang akan Somen katakan kepada Junet ketika Junet mendatangi rumah Somen menjadi salah satu hal yang akan menentukan kisah persahabatan mereka.

Somen memasuki rumahnya dan membuka hadiah-hadiah yang tampak warna-warni, dengan dominasi warna cokelat. Ia membuka hadiah pertama. Bunga mawar. Formalitas, seperti biasa. Ia membuka hadiah kedua. Buku. Sudah dapat diduga bahwa isinya mengenai pernikahan dan masa depan. Ia membuka hadiah ketiga. Tabungan bertuliskan Tabungan Nikah. Apresiasi tertinggi diberikan kepada hadiah terakhir yang dapatkan itu.

Junet tiba di depan rumah Somen. Memarkir motor dan berjalan mendekati pintu. Ia takut apapun yang akan dikatakan oleh Somen.

Tidak ada yang seperti Somen harapkan. Terutama dari Ais. Dengan berusaha menampik rasa kecewa, hari itu telah berakhir.

Junet mengetuk pintu. Menunggu.

Somen melihat sahabatnya itu berdiri di depan rumahnya.

“Maaf,” ujar Junet sekenanya.

“Sudah seminggu yang lalu aku wisuda, aku masih menunggu apa yang akan dia berikan padaku.” Cerita Somen kepada Junet. Mereka berdua tertawa ketika bercerita tentang wisuda yang telah berlalu itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Dua Ekor Burung Merpati

Alkisah, di sebuah hutan terdapat 2 ekor burung merpati yang bersahabat. Burung merpati putih dan burung merpati berwarna cokelat. Mereka berdua adalah sahabat sejati. Keduanya saling menolong dan membantu jika ada salah satu di antara mereka yang membutuhkan. Tidak hanya kepada sahabatnya, mereka terkenal baik hati kepada seluruh penghuni hutan. Baik merpati putih maupun merpati cokelat adalah burung yang ramah dan jujur. Hanya saja merpati putih yang lebih cerdas daripada merpati cokelat. Merpati putih suka mencari tahu tentang segala hal.  Merpati putih selalu bersama merpati cokelat kemana pun mereka pergi, mulai dari mencari makan, belajar dan mengunjungi teman yang lain. Penghuni hutan yang lain sudah mengetahui persahabatan di antara keduanya, bahkan sang raja hutan, yaitu singa yang memberikan istilah sahabat sejati kepada keduanya. Pada suatu hari yang cerah, saat merpati putih dan merpati cokelat terbang bersama, mereka melihat kerumunan binatang di bawah mereka.

Rahasia di Balik Nama 'Soi'

ii..So'i takok ii.. ii..So'i takok ii... ii..So'i takok ii.. (RE: ii..So'i tanya ii) Tulisan diatas adalah lagu yang sering dinyanyikan Gentong, saat bertanya tentang pelajaran kepadaku.   SOI. Nama yang terdiri dari 3 huruf ini menjadi saksi perjalanan hidupku. Setiap orang yang bertemu dan mengetahui nama populerku, yaitu soi, mereka bertanya, apa hubungannya Safrizal Ariyandi dengan Soi. Namun, nama Soi atau yang sekarang bisa menjadi Soimin, Somen, atau Sombe, memiliki perjalan panjang dalam penciptaan nama tersebut. Melalui artikel ini, aku akan mengungkapkan rahasia di balik nama yang melegenda tersebut.

Ekspresi Galau dalam Bahasa Jepang

suatu ketika, saya ngetweet di @bhsjepang, sekalian menambah ekspresi2 dalam bahasa jepang, lalu ada follower yang mention, "tema hari ini galau ya?" hehehe, jadi saya membuat rangkuman tweet saya yang dikira galau tersebut, 1. aishitemo ii desu ka | bolehkah aku mencintaimu? 2.  anata no egao ga daisuki desu yo | aku sangat suka senyumanmu lo 3. konban, boku no yume ni anata o aitai desu | malam ini, aku ingin bertemu dg mu di dalam mimpiku