''Setiap orang pasti punya sisi negatif dan sisi positif, hanya tergantung mana yang lebih dominan.'' ujar Somen kepada Junet. ''Sotoy Lu!'' kata Junet menanggapi pernyataan Somen, sambil bibirnya
yang memble bergetar. ''Hle, ogak percoyo.'' Somen bersikeras. ''Apa buktinya?'' tanya Junet sambil ngelus-ngelus rambutnya yang
jambul. Di waktu maghrib yang agak dingin itu, Somen bertamu di rumah
Junet. Dengan sedikit-sedikit ngemil brownis yang disediakan, Somen
menceritakan mengenai Adipati Karna, salah satu tangan kanan Duryudana.
''Adipati Karna, lahir dari hubungan yang tidak diinginkan, antara Dewi Kunti alias Prita dengan Batara Surya. Pun, Karna kecil keluar dari telinga Dewi Kunti.'' Junet: wes wes, malah cerito cilikanne, to the point, langsung nang pembahasan seng mau. ''Hlo, aku mau mbahas opo Jun?'' tanya Somen, ''Nggh, mbahas Peterpan, yo gak lah, mbahas sisi negatif-positif e uwong.'' Junet sewot. ''Oalah, oke oke, sek sek, iki awaklo nang Nginden jam piro?'' ''Mbari isya' ae yo, Men?'' Somen mantuk-mantuk, sambil minum air yang tersedia. Maklum, esok hari, Somen, Junet, dan Rosed berencana untuk berlatih banjari, maka setelah Technical Meeting, Somen mampir ndek rumah Junet. Ceritane Junet pengin bareng, minta diantar ke Nginden.
Somen meneruskan ulasannya, ''Setiap orang kan punya sisi negatif dan positif, itu juga tercermin pada Karna, ia seorang yang setia. Namun kesetiannya salah sasaran, ia telah mengucapkan janji setia sebagai sahabat Duryudana, pentolan Kurawa, musuh para Pandawa.'' ''Hlo koq isok ngono, Men?'' Junet mulai penasaran, ''Soale pas mbiyen, pas Arjuna lawan Karna, Duryudana membantu Karna, mbelani. Terus, saat Duryudana diangkat jadi Raja di Astina, Karna menjadi Adipati alias penasehat.'' Junet manggut2, bibirnya membentuk huruf O.
''Hla, satu lagi, kontradiksi pada diri Karna, sewaktu muda, dia pernah berlatih kepada Resi Parasurama, padahal sang guru gak pengin nduweh murid Ksatria, alias benci ngono, terpaksa Karna harus berbohong agar bisa berlatih kepada sang guru.''
''Sek yo, Men, ta'siap-siap, wes kate isya', engkok langsung cuss, hlo banjari ne wingi digowo sopo?'' ucap Junet sembari berjalan ke kamar. ''Lek gak salah digowo Rosed!'' ujar Somen, dengan mengeraskan suaranya supaya terdengar oleh Junet, Somen liat HP be'2e oleh sms, dada'no gak. ''Nggowo laptop, Jun?'' Somen berkata kepada Junet yang keluar dari kamar, menuju ke sampingnya, membawa tas, ''Yoi!'' jawab Junet sok asyik.
''Oke, lanjoout!'' ''Oke, terus, setelah lama berguru kepada sang guru, Karna menjadi ahli memanah, segala mantra ia hafal. Suatu hari, ketika Resi Parasurama tidur, ada kalajengking yang hendak menyengatnya, namun berkat kebaikan Karna, sekaligus ingin membalas budi, maka ia menyodorkan badannya supaya di-entup kalajengking, guna melindungi sang guru. Namun, sang guru tidur lama sampai satu bulan lebih, maka ketika terbangun, sang guru mendapati Karna yang kuat menahan rasa sakit.'' Tiba-tiba Junet memotong cerita, ''Opo'o Parasurama gak gelem nduweh murid kesatria?'' ''Sek talah, magkane ojok dipotong ceritane Mas e iki. Hehe...''
''Dadi pas Parasurama eroh lek Karna kuat, pasti Karna iku kesatria, padahal Parasurama hanya akan mengajar golongan brahma setelah tahu Karna berbohong, langsung sang guru, Parasurama mengutuk Karna agar saat Baratayudha dia lupa semua mantra yang diajarkan.''
Saat asyik bercerita dan mendengarkan cerita, terdengar adzan, kedua#ponokawan langsung pergi menuju Masjid Al-Firdaus di PP Legi, Waru. Mereka memilih berjalan kaki, sambil cakap-cakap, ''Berarti Karna wes
mbujuk nang gurune yo, Men?'' ''Iyo Jun.'' ''Tapi kan demi kebaikan!''
''Yo mangkane iku, kontradiksi, mbujuk iku negatif tapi keinginan untuk
terus belajar iku positif. Hehe...'' Tak terasa keduanya tlah sampai.
Kacap kacarita, sa'wis e sholat, siap-siap, pamitlah keduanya untuk berangkat ke Surabaya, ibu Junet memberi bekal sekotak brownies, wuuih ...
telah ditweetkan oleh@ariyandi501
''Adipati Karna, lahir dari hubungan yang tidak diinginkan, antara Dewi Kunti alias Prita dengan Batara Surya. Pun, Karna kecil keluar dari telinga Dewi Kunti.'' Junet: wes wes, malah cerito cilikanne, to the point, langsung nang pembahasan seng mau. ''Hlo, aku mau mbahas opo Jun?'' tanya Somen, ''Nggh, mbahas Peterpan, yo gak lah, mbahas sisi negatif-positif e uwong.'' Junet sewot. ''Oalah, oke oke, sek sek, iki awaklo nang Nginden jam piro?'' ''Mbari isya' ae yo, Men?'' Somen mantuk-mantuk, sambil minum air yang tersedia. Maklum, esok hari, Somen, Junet, dan Rosed berencana untuk berlatih banjari, maka setelah Technical Meeting, Somen mampir ndek rumah Junet. Ceritane Junet pengin bareng, minta diantar ke Nginden.
Somen meneruskan ulasannya, ''Setiap orang kan punya sisi negatif dan positif, itu juga tercermin pada Karna, ia seorang yang setia. Namun kesetiannya salah sasaran, ia telah mengucapkan janji setia sebagai sahabat Duryudana, pentolan Kurawa, musuh para Pandawa.'' ''Hlo koq isok ngono, Men?'' Junet mulai penasaran, ''Soale pas mbiyen, pas Arjuna lawan Karna, Duryudana membantu Karna, mbelani. Terus, saat Duryudana diangkat jadi Raja di Astina, Karna menjadi Adipati alias penasehat.'' Junet manggut2, bibirnya membentuk huruf O.
''Hla, satu lagi, kontradiksi pada diri Karna, sewaktu muda, dia pernah berlatih kepada Resi Parasurama, padahal sang guru gak pengin nduweh murid Ksatria, alias benci ngono, terpaksa Karna harus berbohong agar bisa berlatih kepada sang guru.''
''Sek yo, Men, ta'siap-siap, wes kate isya', engkok langsung cuss, hlo banjari ne wingi digowo sopo?'' ucap Junet sembari berjalan ke kamar. ''Lek gak salah digowo Rosed!'' ujar Somen, dengan mengeraskan suaranya supaya terdengar oleh Junet, Somen liat HP be'2e oleh sms, dada'no gak. ''Nggowo laptop, Jun?'' Somen berkata kepada Junet yang keluar dari kamar, menuju ke sampingnya, membawa tas, ''Yoi!'' jawab Junet sok asyik.
''Oke, lanjoout!'' ''Oke, terus, setelah lama berguru kepada sang guru, Karna menjadi ahli memanah, segala mantra ia hafal. Suatu hari, ketika Resi Parasurama tidur, ada kalajengking yang hendak menyengatnya, namun berkat kebaikan Karna, sekaligus ingin membalas budi, maka ia menyodorkan badannya supaya di-entup kalajengking, guna melindungi sang guru. Namun, sang guru tidur lama sampai satu bulan lebih, maka ketika terbangun, sang guru mendapati Karna yang kuat menahan rasa sakit.'' Tiba-tiba Junet memotong cerita, ''Opo'o Parasurama gak gelem nduweh murid kesatria?'' ''Sek talah, magkane ojok dipotong ceritane Mas e iki. Hehe...''
''Dadi pas Parasurama eroh lek Karna kuat, pasti Karna iku kesatria, padahal Parasurama hanya akan mengajar golongan brahma setelah tahu Karna berbohong, langsung sang guru, Parasurama mengutuk Karna agar saat Baratayudha dia lupa semua mantra yang diajarkan.''
Saat asyik bercerita dan mendengarkan cerita, terdengar adzan, kedua
Kacap kacarita, sa'wis e sholat, siap-siap, pamitlah keduanya untuk berangkat ke Surabaya, ibu Junet memberi bekal sekotak brownies, wuuih ...
telah ditweetkan oleh
Komentar
Posting Komentar