" Aku takut kalau aku tak lagi peduli,   " ucap Ponokawan Somen sembari  berjalan menjauh. Ponokawan Junet hanya bisa tertegun mendengar  perkataan sahabatnya tersebut. Junet hanya bisa menerka maksud dari  ucapan Somen, tanpa punya niatan untuk bertanya kepada salah satu  ponokawan terbaik di negerinya itu. Junet memahami bahwa permasalahan  yang dihadapi Somen saat ini tidak hanya masalah fisik, namun juga  psikis. Junet sering mendapati Somen kerap menirukan ucapan orang-orang  terkenal yang berkaitan dengan filsafat kehidupan, khususnya mengenai  kepedulian. Atau jika tak begitu, Somen sering merenung sendiri, sama  seperti ketika Junet menerima ajakan Somen di suatu senja yang jingga. Ketika  para fotografer berebutan untuk mengabadikan keindahan kaki-kaki langit.     Somen  waktu itu duduk termenung di pinggir danau Wanituwo di Negeri Sirumina.  Di atas duduknya yang membeku, tatapan Somen kosong. Beberapa kali  merubah posisi tangan dan kaki juga belum mampu menjawab ...
faktivis, anti kredo, pencari persamaan di tengah perbedaan, udah hobi nggambar sejak kecil, dan baru saja suka nulis