Bjorn Lightfire terkapar tak berdaya dan kelelahan. Kedua matanya susah untuk dibuka. Dadanya naik turun mengikuti irama nafas. Kulitnya merasakan udara yang begitu panas. Sepertinya ia berada di tengah-tengah kobaran api dan abu yang berterbangan membuat matanya perih dan nafasnya berat. Dengan susah payah, Bjorn membuka mata. Dengan gemetaran, ia mencoba duduk dan memahami apa yang sedang terjadi. Ia tak mengingat apapun, tak tahu entah apa yang telah terjadi dan dimana ia berada. Semakin mencoba berpikir, kepalanya menjadi semakin sakit. Ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Ia memuntahkan darah hangat dari mulutnya. Lalu ia terbatuk. Ia melihat ke sekeliling. Terjadi kebakaran sejauh mata memandang. Kobaran api membakar semua yang ada di daratan itu. Semak, pepohonan, rumah-rumah. Abu hitam berterbangan. Sampai detik ini, Bjorn tidak mengingat apapun. Kepalanya terasa sangat berat. Ia muntah darah lagi. Lalu batuk lagi. Suaranya serak. "Cih! Bajingan!" Bjorn memilik
faktivis, anti kredo, pencari persamaan di tengah perbedaan, udah hobi nggambar sejak kecil, dan baru saja suka nulis